Suku Dayak Mualang, mendiami kecamatan Belitang kabupaten Sekadau, kecamatan Belitang Hilir kabupaten Sekadau, Belitang Hulu kabupaten Sekadau, kecamatan Sepauk kabupaten Sintang di Kalimantan Barat Indonesia. Suku Dayak Mualang dikelompokkan ke dalam rumpun Dayak Ibanic.Orang Dayak Mualang memiliki ciri fisik mongoloid, wajah bulat, kulit kuning langsat, mata agak sipit, rambut kebanyakan lurus.Suku Dayak Mualang pada masa lalu termasuk suku yang suka berperang dengan suku di luar komunitasnya, dan juga dikenal tradisi kayau layaknya tradisi sebagian besar suku-suku dayak di Kalimantan, tetapi sejak agama Kristen meresap ke dalam kehidupan masyarakat Dayak Mualang, maka segala tradisi kayau itu pun ditinggalkan. Dahulu orang Dayak Mualang menganut kepercayaan kepada dunia roh dan dunia mistis lainnya, tetapi saat ini sebagian besar dari suku Dayak Mualang telah memeluk agama Kristen. Orang Dayak Mualang rata-rata punya karakter ramah terhadap orang lain dan mudah membaur dengan orang di luar suku Dayak Mualang. Selama 10 tahun terakhir ini wilayah kediaman suku Dayak Mualang banyak dimasuki oleh suku pendatang, seperti melayu, batak dan jawa, tetapi mereka dapat berbaur dengan baik.
Asal usul suku Dayak Mualang diperkirakan sejak 2000 tahun yang lalu berasal dari sebuah tempat atau wilayah yang disebut Temawai/ Temawang Tampun Juah, yakni sebuah wilayah yang subur di hulu sungai Sekayam kabupaten Sanggau Kapuas, tepatnya di hulu kampung Segomun, kecamatan Noyan. Di masa lalu suku Dayak Mualang satu kelompok dengan kelompok rumpun Iban lainnya, yang pada masa itu kelompok rumpun Iban tersebut masih disebut sebagai masyarakat Pangau Banyau (kumpulan orang-orang khayangan dan manusia).
Salah satu kesenian suku Dayak Mualang, yaitu Kana, suatu prosa yang yang dilantunkan secara berirama. Masyarakat Dayak Mualang meyakini kana adalah nyanyian manusia jadi-jadian dari tenggiling. Suatu ketika, dalam upacara adat di rumah panjang, tiba-tiba manusia jadi-jadian itu datang dan menyanyi dengan syair sebagai berikut:
"Begumu becelatu munyi lelabu numpu Putan pinang; Ka’ ngai rang kiba’ betingka’ munyi kebancak lelak de payak langkang; Lungung lidahku bekutah munyi perdah tangkah pulai ngeruah umang tebang; Ka’ lungung becengangeng nema Tengiling begigi rabang".
artinya:
Bergumam menderu seperti bunyi puputan memompa angin ke rongga puputan batang pinang. Enggan rahang kiriku berimbalan seperti bunyi kodok tidak berdaya di lumpur tanpa air. Enggan lidahku bergerak bercerita bagaikan bunyi gagang beliung pulang setelah menuangkan sampah kayu tebangannya. Enggan bergumam bercerita karena tenggiling tak bergigi.
Orang Dayak Mualang, pada masa lalu hidup secara nomaden, membuka hutan dengan cara tebang, tebas dan bakar yang selalu berpindah tempat, juga berburu serta mengumpulkan hasil hutan seperti rotan dan getah karet. Saat ini orang Dayak Mualang telah melangkah maju dan banyak dari mereka yang bersekolah sampai ke perguruan tinggi, dan bekerja pada instansi pemerintah serta menjadi karyawan swasta dan juga tidak sedikit yang berhasil menjalankan usaha sendiri
GAWAI
salah satu upacara adat yang cukup meriah diperingati oleh suku dayak mualang adalah Gawai Dayak.Gawai dayak merupakan sebuah acara adat atau bisa dikatakan sebagai sebuah ritual adat yang biasanya dilakukan pada setiap akan membuka ladang, menanam padi, pada saat panen pulut muda (panen beras ketan muda), orang dayak biasa menyebutnya rama pam, dan juga setelah musim panen padi selesai. Gawai dayak sendiri terdiri dari beberapa jenis: gawai b'redua beneh, b'redua pangol, b'redua sapek padi, dan juga b'redua pam pulot.
Gawai dayak b'redua beneh merupakan yang paling sering dilakukan di semua kampung suku dayak mualang. Gawai dayak biasanya dilakukan pada awal bulan lima hingga akhir bulan juni setiap tahunnya, karena pada bulan-bulan tersebut biasanya panen padi telah usai dan bulan berikutnya akan kembali membuka ladang baru untuk bertani. masyarakat dayak mualang sangat dekat dengan alam karena pekerjaan utama masyarakat dayak mualang sebagian besar yaitu bertani dan berkebun karet; sehingga segala sesuatunya sangat berkaitan dan berhubungan erat dengan alam. oleh karena itu, sebagai ucapan syukur kepada tanah dan hutan yang menjadi tempat mencari nafkah, dan tentunya kepada Tuhan, maka diadakanlah sebuah acara adat yang disebut gawai b'redua beneh atau yang lebih dikenal dengan gawai dayak.
Gawai dayak memiliki makna dan tujuan yaitu sebagai ucapan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan berkat yang melimpah atas hasil panen yang telah diterima, dan juga sebagai ucapan terima kasih kepada tanah yang telah memberikan kesuburan terhadap tanaman padi; selain itu gawai dayak atau b'redua beneh dilakukan untuk mendoakan benih padi yang akan ditanam lagi nantinya, sesuai dengan namanya b'redua yang artinya berdoa dan beneh artinya benih padi;
Selain itu, pada saat gawai dayak berlangsung, biasanya dibarengi dengan pesta besar-besaran, bahkan momen seperti ini dimanfaatkan oleh beberapa keluarga untuk melangsungkan pernikahan adat, atau dalam bahasa dayak mualang menyebutnya gawai laki bini. Karena dibarengi dengan acara gawai dayak, sudah barang tentu antusias masyarakat yang datang dari kampung tetangga semakin ramai dan dengan adanya acara seperti ini, rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara sesama masyarakat dayak mualang semakin terjalin erat.
Hukum Adat Perkawinan
Pada awalnya di suku Mualang belum ada hukum perkawinan. Ketika itu mereka masih berada di Benua Tampun Jauh (di daerah Segumon Kecamatan Balai Karangan, Kabupaten Sanggau). Aturan satu-satunya adalah tidak memperbolehkan pernikahan orang yang masih terikat hubungan darah. Bila aturan ini dilanggar, malapetaka akan terjadi di bumi. Untuk menghentikan malapetaka tersebut mempelai haram ini diikat dalam keadaan berpelukan kemudian ditembuskan dengan tombak, kemudian mayat mereka dilemparkan ke sungai. Inilah yang dialami oleh Juah dan Sangka yang kawin masih saudara sepupu. Peraturan itu akhirnya diubah ketika salah seorang putri Petara Seniba sendiri yang membuat kesalahan. Beginilah garis besar kisahnya.
Pada zaman dulu, hiduplah seorang pria bernama Keseka’. Sudah tujuh kali ia beristri dan semua perempuan itu meninggal dunia. Keseka’ merana. Penderitaannya menimbulkan rasa iba Petara Seniba. Petara Seniba menurunkan putrinya dari langit dalam sebuah ruas bambu besar. Nama putri itu adalah Dara Jantung. Ketika dua sejoli itu berjumpa, mereka saling jatuh cinta dan menikah. Kemudian, Dara Jantung melahirkan seorang anak laki-laki bernama Bujang Panjang. Setelah anaknya pandai berbicara, Dara Jantung terbang ke langit, kembali ke tempat asalnya. Ketika Bujang Panjang dewasa pergilah ia mencari ibunya sampai ke khayangan (langit). Di khayangan ia berjumpa ibunya dan adik bungsu ibunya yang sangat cantik. Mereka berdua saling jatuh cinta dan tidur bersama tanpa sepengetahuan Petara Seniba. Ketika kandungan putri bungsunya membesar dan mengetahui bahwa Bujang Panjang yang menghamilinya, marahlah Petara Seniba dan berkata kepada putrinya: “Kamu berdua telah berbuat dosa karena telah bersetubuh. Bujang adalah anak kakakmu. Kalian tidak boleh kawin. Kalian berdua telah melanggar adat mali yang berat. Oleh karena itu aku harus membunuh babi pemali untuk menebus kesalahan kalian berdua
Maka bergegaslah Petara Seniba pergi mengambil 7 ekor babi pemali. Ketujuh babi pemali itu dibunuh di tempat berlainan: (1) Babi pertama dibunuh di bumbung rumah (atap rumah), dipersembahkan kepada dewa-dewa yang berada di langit ketujuh supaya tidak menurunkan malapetaka ke bumi. (2) Babi kedua dibunuh di dalam rumah dan darahnya dioles ke dahi dua sejoli tadi supaya dewa-dewa tahu keduanyalah yang melakukan kawin mali dan diharapkan tidak terulang lagi kepada turunannya. (3) Babi ketiga dibunuh di ganggang rumah (serambi rumah): dipersembahkan kepada Senggalang Burung dan segala roh jahat, sebab kalau tidak diberi makan mereka mengacaukan orang yang kawin di dalam rumah. (4) Babi keempat di bunuh di tanah: dipersembahkan kepada Puyang Gana (penguasa tanah), supaya tidak merusak tanaman. (5) Babi kelima di bunuh di kebun buah-buahan: supaya pohon-pohon yang di tanam dapat tumbuh subur. (6) Babi keenam dibunuh di pohon lalau (pohon tempat lebah bersarang) supaya kalau kedua mempelai tadi memanjat pohon mengambil lebah madu tidak disambar petir. (7) Babi ketujuh dibunuh di sungai dan dihanyutkan supaya raja Juata yang berdiam di air tidak mengutuk mereka berdua.
Berdasarkan upacara penebusan itu, Petara Seniba berpesan kepada Bujang Panjang apabila ia pulang ke bumi harus mengajarkan aturan-aturan itu dalam urusan perkawinan. Bujang Panjang pun turun ke bumi dan menerapkan aturan-aturan tersebut di bumi. Dari sinilah lahir hukum adat perkawinan Dayak Mualang. Hukum ini berlangsung turun-temurun secara lisan dan disyahkan oleh Pangeran Haji Gusti Ahmad yang menjadi wakil panembahan di Sekadau tahun 1928.
Adapun dalam prosesi adat perkawinan Dayak Mualang, ada hukum-hukum adat yang diberlakukan. Contohnya, Perkawinan betaban (kawin lari). Perkawinan betaban dibagi menjadi dua kategori yaitu beramau (melarikan anak gadis orang) dan berangkat (melarikan isteri orang). Untuk beramau mereka harus membayar denda babi pemali sebanyak 3 renti (1 renti = 11 cm diameternya) dan 6 tahil (1 tahil = 5 buah mangkok) + 1 tempayan. Untuk berangkat juga dikenakan denda babi 3 renti dan 1 ekor ayam. Selain itu hamil diluar nikah (ngampang) juga dikenai sanksi adat. Demikian juga kasus-kasus perzinahan, kawin mali, dikenakan sanksi adat berdasarkan keputusan temenggung adat setelah melalui proses perkara yang diketahui oleh masyarakat umum.
Refleksi Kritis
Nilai positif hukum adat perkawinan Dayak Mualang perlu dipertahankan. Namun seiring perkembangan zaman, banyak sekali perkara hukum adat perkawinan dibayar dengan denda uang. Hal ini memberi peluang bagi orang-orang berduit untuk tidak tertib dalam seksualitas. Padahal dalam budaya Dayak Mualang denda itu bukan persoalan pemenuhan material belaka melainkan dihubungkan dengan nilai-nilai religius. Di sini mau diperlihatkan bahwa hukuman dalam perkawinan bukan pertama-tama mau “menyusahkan” pelaku korban melainkan sebagai perdamaian dan tanggung jawab manusia di hadapan Tuhan dan alam semesta.
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
Baru baca, banyak yg sudah tidak ada lagi yg masuk dalam cerita ini, karena rata2 orang mualang sudah memeluk agama masing2.
BalasHapus