Selasa, 02 Juli 2013

UPACARA KEMATIAN WARA, SUKU DAYAK LAWANGAN




Kematian sebagai transisi menuju keabadian
Perlu untuk diketahui bahwa upacara wara adalah merupakan suatu rukun kematian tingkat akhir bagi umat Hindu Kaharingan dari suku Dayak (Bawo,Lawangan,Taboyan, Dusun,Bentian) di wilayah Das Barito. Wara mengandung makna yang sama dengan tiwah (Dayak Ngaju), Marabia (Dayak Maanyan Kampung Sepuluh), Ijambe (Dayak Maanyan Paju Epat) Dan mambuntang Dayak Dusun Deah atau Nganjan Dayak Pesaguan. 

Menurut Ibu Anti ketua Majelis Resort Agama Hindu Kaharingan Gunung Timang bahwa “wara” bukanlah upacara adat biasa, melainkan suatu upacara ritual agama Hindu yang mengandung nilai sakral dan bersifat religius yang khas dari suku Dayak di Das Barito. Menurut Anti, para arwah yang diupacarai melalui “ritual wara” ini akan diantar ke Gunung Lumut (gunung suci) yang terletak di wilayah Teweh Timur. Bagi suku Dayak penganut Kaharingan di Das Barito Gunung Lumut adalah tempat yang sakral dan perlu dijaga sakralitasnya.

Suku dayak Lawangan sangat menghargai kepercayaan para leluhur mereka, antara lain dengan melaksanakan ritus kematian. Orang dayak Ngaju memahami kematian sebagai pintu gerbang masuk ke negeri arwah yang sangat luhur, yaitu negeri dan kediaman asal para leluhur mereka. Pemahaman ini sejajar dengan pemahaman suku Dayak Lawangan khususnya pada acara ritus kematian. Sehingga ritus kematian yang dilakukan oleh keluarga yang meninggal sangatlah menentukan keadaannya di alam baka, apakah Ia tinggal di negeri yang penuh dengan kemakmuran, kekayaan, keindahan serta terbebas dari penderitaan hidup dan bertemu kembali dengan para leluhur, ataukah rohnya akan menjadi arwah gentayangan yang menggagu kehidupan.
             
Mang Nuhur sebegai pengharapan akan ke-akanan
Sebelum peristiwa Mang Munur, suku Dayak Lawangan tidak mengenal adanya kematian sebab menurut kepercayaan mereka, apabila seseorang sudah tiba pada saatnya maka Ia akan menghilang dengan sendirinya atau langsung berpindah ke negeri keluhuran, untuk mengetahui saatnya telah tiba biasanya pada setiap orang yang berbeda-beda dan Ia akan menyatakan perasaannya itu kepada seluruh keluarganya. Seluruh keluarga dan Ia sendiri menyiapkan segala sesuatu untuk perpisahan dengan yang akan berangkat dan yang ditinggalkan. Namun, setelah peristiwa Mang Munur proses kematian suku Dayak Lawangan menjadi berbeda.
           
 Diceritakan tentang Mang Munur, Ia adalah seorang yang serba berkecukupan , mempunyai kekayaan yang melimpah, mempunyai hamba sahaya, dan mempunyai tujuh orang istri. Namun Ia sama sekali tidak puas dengan apa yang Ia miliki, sebab Ia yakin bahwa sesungguhnya kepuasan hidup Ia dapatkan dalam Tumpuk Tatau atau Tumpuk Adiau. Semua orang yang telah pergi ke sana tidak ada yang kembali pulang ke bumi lagi, hal inilah yang menjadi bukti bahwa di sana kehidupan yang menyenangkan. Memang diakui bahwa ada dunia kekinian dan dunia seberang (Tumpuk Tatau artinya negeri yang kaya raya atau Tumpuk Adiau artinya negeri para arwah), tempat itu dikenal dengan nama Usuk Bumut Lumut Tingkan Peyuyan. Itu merupakan satu tempat yang menyenangkan sebab tidak ada lagi penderitaan dalam hidup untuk mendapatkan suatu kebahagiaan, kerena di sana semua yang diinginkan telah tersedia tanpa bersusah payah untuk mencarinya.
Didasarkan pada rasa penasaran tersebut maka Mang Munur memerintahkan pada ketujuh istrinya untuk mencari harta Katatau Matei yang pada saat itu dimiliki oleh Jawa Ilang. Uniknya benda yang dinamakan Tajau Wura Tajau Inso (nama bagian dari harta katatau matei) ini ketika Mang Munsur mencobanya dapat membuat aliran sungai menjadi kering, pohon menjadi mati. Betapa senang hati Mang Munur ketika melihat hal tersebut, Ia segera menyuruh ketiga istrinya supaya meletakkan benda tersebut ketubuhnya dan mereka meletakkannya di kaki Mang Munur, ketika itu juga kakinya menjadi mati dan Ia meminta ketujuh istrinya supaya mereka melanjutkannya pada bagian-bagian tubuhnya yang lain hingga akhirnya Ia mati. Sejak itulah dikenal istilah kematian pada kalangan suku Dayak Lawangan.
            Dari uraian di atas, kematian merupakan pintu gerbang ke negeri yang sangat luhur oleh sebab itu baik hidup maupun mati menurut alam pemikiran Dayak Lawangan, penuh dengan tantangan dan kesengsaraan, dan kepercayaan Dayak Hindu Kaharingan memberikan jalan keluar untuk melepaskan diri dari kesengsaraan itu. Keharusan mutlak yang diwajibkan oleh agama mereka bahwa tiap-tiap orang yang meninggal, harus diadakan upacara untuk mengantarkan orang yang meninggal dari alam yang fana ini ke alam yang baka, yaitu dengan upacara Wara.

Mengantarkan Kedunia Keabadian Dengan Wara
Pelaksanaan upacara Wara bisa langsung dilakukan setelah seseorang meninggal, apabila dari pihak keluarga mampu untuk melaksanakannya, Tetapi apabila dari pihak keluarga tidak mampu untuk melaksanakan upacara wara pada saat itu juga maka bisa ditunda sampai pihak keluarga mampu melaksanakannya.
Upacara wara terbagi atas 6 tingkatan, yakni:
1.      Wara satu malam satu hari.
2.      Wara tiga hari tiga malam.
3.      Wara lima hari lima malam.
4.      Wara tujuh haru tujuh malam.
5.      Wara sembilan hari sembilan malam.
6.      Wara empatbelas hari empatbelas malam.
Dalam upacara Wara tergantung pada kemampuan dari pihak keluarga yang meninggal, bila pihak keluarga sudah melaksanakan wara satu hari satu malam maka pihak keluarga sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepa arwah yang meninggal sebab rohnya sudah berkumpul dengan sanak saudaranya yang terlebih dahulu sampai ke Usuk Bumut Lumut Tingkan Peyuyan. Namun, dikemudian hari apabila dari pihak keluarga punya kemampuan untuk melaksanakan wara yang lebih besar dari satu hari satu malam, bisa dilakukan oleh bihak keluarga yang meninggal. Setelah pihak keluarga telah melaksanakan wara empatbelas hari empat belas malam, akan tetapi mereka masih punya kemampuan dikemudian hari maka bukan wara lagi sebutannya akan tetapi pesta ulang tahun bagi sang arwah.
Pada umumnya dikalangan Dayak Lawangan yang masih beragama Kaharingan, begitu ada salah satu dari anggota keluarganya yang meninggal, mereka langsung melaksanakan wara satu hari satu malam karena biayanya tidak terlalu besar. Upacara wara biasanya biasanya berpusat di rumah atau bisa juga di Balai oleh sebab itu keluarga yang meninggal sangat sibuk bekerja demi kelancaran upacara Wara yang dilakukan.
Dalam urut-urutan pelaksanaan upacara Wara yang dilakukanoleh suku Dayak Lawangan, dimulai dari kematian sampai pada upacara mengantar arwah atau roh orang yang sudah meninggal ke negeri keluhuran, maka akan telihat adanya dua tokoh yang sangat penting, yakni Balian Wara dan Luying Buyas.


Balian Wara sebagai penunjung jalan menuju swarga loka
Balian Wara mempunyai kedudukan sebagai pemimpin puncak adalah sangat penting untuk menentukan kelancaran tugas untuk mengantar arwah atau roh orang yang sudah meninggal karena kedudukannya sebagai pendeta atau imam, yaitu perantara antara hubungan manusia dengan Yus Allatala ( sosok pencipta/Tuhan istilah Lawangan), tidak semua orang bisa menjadi Balian Wara serta mengerti tentang tata cara memanggil roh orang mati maupun mengantar roh si arwah ke negeri keluhuran. Seseorang yang mendai Balian Wara merupakan keturunan langsung dari Balian Wara sebelumnya, biasanya Ia mengalami kemasukkan roh dari nenek moyangnya yang sebelumnya menjadi Balian Wara, setelah Ia mengalami kemasukkan Roh nenek moyang itulah Ia menjadi seorang Balian Wara.
Balian wara tidak bisa mengantar arwah atau roh orang yang meninggal langsung sampai ke negeri keluhuran sebab sangatn berbahaya untuk keselamatan jiwanya sendiri, apabila Ia memaksakan diri untuk mengantar hingga sampai ke negeri keluhuran maka dapat dipastikan Ia akan mati karena rohnya tidak dapat kembali ke dunia, sebab tidak ada roh yang berada di negeri keluhuran yang mau mengantar rohnya kembali ke dunia. Balian Wara hanya bisa bisa mengantar roh orang yang menionggal tersebut sampai ke puak katar saja dan seterusnya dipimpin oleh Luying Buyas sehingga sampai ke negeri keluhuran. Luying Buyas sendiri adalah jelmaan dari roh beras, Ia digambarkan sebagai seorang laki-laki yang gagah perkasa dan Ia selalu berjalan dibarisan terdepan dalam rombongan semenjak mulai berangkat untuk mengantar arwah atau roh orang yang meninggal.
Luying Buyas melanjutkan perjalanan bersama roh orang yang meninggal tersebut di mulai dari Puak Katar, untuk melanjutkan perjalanan sang arwah sehingga sampai ke negeri keluhuran dan menyerahkannya kepada pikah keluarga yang telah mendahuluinya serta kepada seluruh masyarakat roh yang berada di negeri keluhuran. Dalam acara penyerahan roh sang arwah digambarkan seolah-olah ada pertemuan antara yang meninggal dengan arwah-arwah yang meninggal terlebih dahulu, disamping pertemuan tersebut, Luying Buyas secara resmi menyerahklan arwah yang diantarnya supaya dapat diterima keberadaannya di negeri keluhuran, setelah penyerahan selesai maka Luying Buyas pun berpamitan kepada mereka untuk kembali ke Puak Katar dimana Balian Wara menunggunya. Menurut mereka apabila seseorang tidak dapat berkumpul dengan kelurganya yang terlebih dahulu meninggal setelah Ia meninggal dunia maka Ia telah melakukan suatu kesalahan yang tidak dapat terampuni.
      Upacara Wara dalam kepercayaan Kaharingan juga berarti pembebasan baik bagi yang masih hidup ataupun bagi yang sudah meninggal. Bagi yang meninggal pembebasan dari penderitaan dan kesengsaraan sedangkan bagi yang masih hidup pembebasan dari malapetaka, penyakit, terhindar dari bencana, kemiskinan dan lain-lain. Didalam UPacara Adat ini juga terdapat ritual usik liau yaitu bentuk permainan tradisional yang dilakukan berupa saung liau (mengadu ayam antara pihak keluarga dengan wakil dari arwah), gasing liau (permainan gasing antara pihak keluarga dengan wakil dari arwah ), saramin liau (bercermin di atas air dalam baskom), tumuk liau (saling lempar-lemparan dengan nasi bekas/ kerak nasi), tota liau (saling siram-siraman dengan air kepada peserta), tarian liau/karang alu (keluarga mempersembahkan tari-tarian) dan sebagainya. Dalam upacara wara sebenarnya tidak dikenal istilah judi atau perjudian yang ada hanya jenis permainan usik liau. Kalau saja ada judi/perjudian itu hanya disisipkan saja dengan maksud agar lebih semarak dan menarik minat orang datang ketempat acara wara, sehingga oleh masyarakat dianggap menjadi tradisi. Permainan usik liau seperti itu sudah berlangsung lama sejak jaman dulu kala hingga sekarang ini tetap ada dalam pelaksanaan upacara wara. Kemungkinan terkait ada taruhan uang dalam permainan usik liau sehingga dianggap permainan itu identik dengan judi, akan tetapi tidak dilakukan secara bebas sebebasnya (terbatas) diatur oleh hukum adat. Usik liau merupakan simbolisasi bentuk suka cita kegembiraan para arwah (liau) disambut pihak keluarga sebagaimana layaknya manusia yang masih hidup. Membedakan usik liau yang lajim dengan permainan judi umumnya.

       Usik liau suatu permainan liau (arwah) yang diatur dengan baik sesuai ketentuan adat yang mengandung nilai-nilai ritual agama dan adat. Sedangkan permainan judi yakni berupa profesi untuk mengadu keberuntungan melalui mempertaruhkan uang dengan resiko kalah atau menang. Sedangkan menurut Martoloneus (Damang Kepala Adat Kecamatan Gunung Timang) adanya kesulitan memisahkan antara usik liau yang sebenarnya dengan permainan judi biasa dikarenakan terkait erat dengan adat wara dan masyarakat pun menganggapnya sebagai tradisi. Permaian usik liau tersebut merupakan permaianan tradisional yang keberadaannya sudah ada sejak jaman dahulu kala atau sejak munculnya kepercayaa Kaharingan (Hindu Kaharingan) itu sendiri.


2 komentar:

  1. SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

    BalasHapus
  2. Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
    Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
    Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya

    BalasHapus