Jumat, 24 Mei 2013

BUDAYA, ADAT DAN HUKUM ADAT KEMATIAN Versi Dayak Tonyoi dan Benuaq


Ketika seseorang menghembuskan nafasnya yang terakhir, maka itu berarti bahwa orang yang meninggal itu sedang melakukan perjalanan jiwanya menuju ke Gunung Lumut. Gunung Lumut itu berada di Kalimantan Tengah yang dipercayai sebagai gunung keabadian bagi orang-orang yang meninggal menurut kepercayaan orang Benuaq, Tonyooi dan Rentenukng. Di atas Gunung Lumut ada kampung abadi bagi orang-orang yang telah meninggal dunia. Dalam konteks makna budaya ini, kami gunakan istilah eskatologi dalam konteks kebudayaan Benuaq, Tonyooi dan Rentenukng dan termasuk orang Luangan di Kalimantan Tengah.
Kata “eskatologi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata eschaton dan logos. Kata eschaton berarti hal-hal yang terakhir, sedangkan logos berarti pengetahuan. Eskatologi merupakan doktrin Yahudi akhir dan Kristen awal mengenai hal-hal terakhir seperti kematian, kebangkitan kembali, keabadian, akhir zaman, pengadilan di akhir zaman dan keadaan masa mendatang. Rasanya tidak terlalu sulit bagi orang Benuaq, Tonyooi dan Rentenukng untuk memahami eskatologi dalam konteks tradisi adat, religi dan hukum adatnya.

Perjalanan ke Gunung Lumut ini bisa juga dilihat dalam perspektif penyentangih dan pewara (imam ritual) yang memimpin upacara kwangkai, wara atau bangkai. Dalam ritual kematian itu imam ritual adat tadi melakukan perjalanan spiritual dalam menghantar arwah orang yang meninggal tadi menuju kampung abadi di pucak Gunung Lumut. Perjalanan ini dikisahkan dalam narasi ritual tersebut dengan sangat bagus dalam bahasa sastra klasik orang Benuaq. Kami cenderung mengistilah narasi perjalanan ini dengan “ekologi religi” orang Benuaq.
Jika orang Benuaq, Tonyooi dan Rentenukng mempercayai bahwa Gunung Lumut adalah “kampung abadi” mereka, maka orang Bahau, Kayan, Kenyah dan Aoheng mempercayai “kampung abadi” mereka di Gunung Apau Lagan di Apau Kayan, Kabupaten Malinau sekarang di Kalimantan Timur. Oleh karena itu di Kabupaten Kutai Barat, ada dua tradisi besar tentang “eskatologi”, yaitu tradisi Gunung Lumut dan tradisi Apau Lagan di Dataran Tinggi Apau Kayan. Ritual kematian sangat kuat dalam konteks tradisi Gunung Lumut, sedang ritual pertanian sangat kuat dalam tradisi Apau Lagan, Apau Kayan. Dalam konteks ritual pertanian atau kesuburan ini, baik Benuaq, Tonyooi dan Rentenukng, maupun orang Bahau mempercayai bahwa jiwa padi berjenis kelamin perempuan. Jadi keduanya menganut semacam eco-feminism yang pantas diteliti lebih jauh dalam konteks permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Kutai Barat ini.

ANTROPOLOGI KEMATIAN ORANG TONYOOI-BENUAQ

Menurut kepercayaan masyarakat Dayak Benuaq dan Tonyooi, kematian merupakan suatu peristiwa keluarnya roh kehidupan (Juus) yang meninggalkan tubuh (Unuk) dan “mengembara” di alam bebas , sebelum ke tempat persemayaman terakhir.
Juus yang telah meninggalkan Unuk berubah nama dan disebut Liyau dan Kellelungan. Di kalangan masyarakat Tunjung dan Benuaq, Liyau dianggap sebagai roh tenaga yang berasal dari anggota badan dibawah bagian kepala. Dalam kehidupan sehari hari, Liyau sangat tabu untuk disebutkan karena ia cenderung bersifat pengganggu.
Sedangkan Kelelungan dianggap sebagai roh pikiran atau rasio, yang berasal dari anggota badan bagian kepala. Kelelungan cenderung besifat baik bahkan dapat menjadi perantara manusia dalam mengadakan hubungan dengan Nayuq Timang.
Tempat persemayaman terakhir antara Liyau dan Kelelungan juga berbeda. Liyau bersemayam pada suatu tempat yang disebut Lumut Piyuyatn, sedangkan Kekelungan menempati suatu tempat yang disebut Tenukng Tenangkai Solai sebagai tempat peristirahatan yang pertama, sebelum menuju tempat peristirahatan terakhir yang disebut Teluyetn Tangkir Langit.
Hal ini sesuai dengan kepercayaan mereka, bahwa tersebutlah kisah Tamerikukng Mulukng dengan Diakng Rano yang telah beranak cucu, mereka hidup dalam keadaan keabadian/Baqa, tak pernah mati, karena memang belum ada kematian pada waktu itu.
Asal usul kematian memang mempunyai kisah tersendiri, namun pada iventarisasi ini yang akan di ketengahkan hanyalah asal- usul dari adat kematian, berikut upacara lainnya yang berkaitan dalam hal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar