Jumat, 24 Mei 2013

UPACARA PAKANAN SAHUT SUKU DAYAK NGAJU


  • Ritual adat Dayak Ngaju ini, memang harus dilakukan sebagai ucapan terima kasih kepada roh leluhur karena sudah melindungi, memberikan rezeki dan kesehatan. Ritual Pakanan Sahut ini tidak harus dilakukan setiap hari atau setiap bulan, cukup setahun sekali saja.
  • Untuk melaksanakan ritual ini, kita harus menyiapkan sesaji berupa ayam, babi, dan kue cucur yang nantinya akan diberikan kepada roh leluhur. Tapi tidak semua sesaji itu diberikan, hanya beberapa potong dari bagian tubuh ayam dan babi tadi yang dipersembahkan kepada kepada nenek moyang seperti hati, paha dan ekor babi.
  • Ritual ini dilakukan bukan berarti menduakan tuhan. Jauh sebelum nenek moyang suku Dayak Ngaju mengenal tuhan, mereka lebih dekat dengan roh leluhur yang disebut dengan Sahut Parapah. Dia lah yang melindungi orang Dayak Ngaju ketika berburu di hutan, menjaga ladang, bahkan membantu mengobati orang sakit.
  • Sampai sekarang ritual adat ini masih tetap dilakukan oleh beberapa orang Dayak Ngaju seperti di Desa Kuluk Talawang, Kecamatan Antang Kalang, Kabupten Kotawaringin Timur dan juga di Desa Mantangai Hulu, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas. Namun ada juga yang tidak percaya dengan ritual ini, dan berpendapat lain tentang adat-istiadat suku Dayak Ngaju ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar