Senin, 03 Juni 2013

UPACARA ADAT ARUH GANAL

Masyarakat Dayak umumnya dan masyarakat dayak meratus khususnya dalam kehidupan keseharian mereka senantiasa sarat dengan berbagai upacara adat, hampir sepanjang tahun mereka lewati dengan upacara. Upacara adat merupakan manifestasi dari rasa syukur dan ketidakberdayaan mereka menghadapi berbagai tantangan da-lam kehidupan tanpa bantuan para dewa dan leluhur. Semua upacara yang dilakukan hampir seluruhnya terkait dengan usaha perladangan atau manugal

 
Upacara dalam bidang pertanian yang mendominasi dalam kehidupan warga Dayak  meratus Papagaran khususnya, dan seluruh Masyarakat Dayak di kecamatan Hantakan. Upacara yang dilaksanakan pada saat padi mengurai disebut Upacara Basambu Umang/tolak bala, dan upacara setelah panen yang dinamakan bawanang sebanyak dua kali. Upacara  dilaksanakan di balai selama 4 - 8 hari. Upacara tersebut kadang ditambah dengan nadhar antara   3 – 5  tahun sekali, dengan persembahan hewan ternak babi.
 
Kegiatan ritual ini diikuti oleh semua warga balai yang diam di balai, dan yang berada di luar balai/rumah. Selama upacara berlangsung, seluruh anggota keluarga tinggal di balai. Hanya sekali-sekali  menjenguk rumahnya apabila sangat perlu, biasanya rumah ditinggalkan kosong selama upacara. Suku Dayak juga melakukan penyembuhan penyakit dengan upacara tandik atau baharagu. Upacara tandik ini dilakukan oleh balian dengan membaca mantera sambil menari-nari mengelilingi penderita. Tetapi tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan upacara tandik. Hanya penyakit yang disebabkan oleh roh-roh jahat atau yang disebut dengan uyuh yang dapat dilakukan dengan upacara tersebut oleh balian.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar